Oleh Didit Hidayat Cukup familiar dengan kalimat “Terkadang apa yang kita dengar tidak seperti yang kita lihat?” Saya selalu haus untuk terus mencari musik-musik baru yang tidak pernah saya dengarkan sebelumnya di dunia maya, tentunya dengan jasa streaming audio dan video yang rasanya tidak pernah kehabisan materi baru. Selama ini saya tidak pernah menempatkan negara Thailand dalam peta perburuan musik baru di perpustakaan saya. Setidaknya setelah saya (secara tidak sengaja) menemukan vokalis muda berbakat ini dengan gitar dan suara ‘matang’ nya. Phum Viphurit adalah tipikal sosok pemuda Thailand dengan tubuh kurus dan rambut belah tengahnya yang sering kita lihat di film asal negeri gajah putih tersebut. Lupakan suara cempreng nan melengking yang menjadi stereotype untuk semua laki-laki Thailand yang kita temui pada video meme di instagram ataupun pada dvd bokep yang kalian dapatkan di pinggir jalan. Perjalanan saya dalam berselancar malam itu adalah berkutat di area lagu-lagu neo-soul yang entah mengapa dapat berakhir di lagu “Lover Boy”. Sebuah lagu yang diawali dengan alunan bass yang dapat membuat semua yang mendengarnya percaya bahwa lagu ini akan berhasil menghibur anda di sepuluh detik berikutnya. Dengan video bernuansa pastel di pinggir pantai yang menampilkan perempuan muda cantik sebagai modelnya sedang berjalan seakan melengkapi mood lagu tersebut. Saat seorang laki-laki muncul dengan gitarnya dan menghampiri perempuan itu sambil bernyanyi yang ada di benak saya adalah ini model laki-lakinya. Karena saya pikir tidak mungkin suara sebagus ini berasal dari abg seperti ini. Saya salah. Maaf, saya salah. ABG itu penyanyinya! Phum Viphurit lahir di Thailand namun dibesarkan di New Zealand yang tampaknya bertanggung jawab akan selera serta keahlian bermusik seorang Phum. Ia sendiri mengkategorikan musiknya adalah “sunshine music”. Mendengarkan lagu-lagu Phum dengan permainan gitarnya mengingatkan akan sosok John Mayer namun versi Asia dan lebih muda. Saya setuju jika lagu Phum berada dalam daftar lagu neo-soul bersanding dengan nama seperti Princess Nokia, Floetry, atau seorang Erykah Badu sekalipun. Beralih ke lagu “Long Gone” dengan video cheesy nan artsy (meminjam istilah para hipster) kita dapat mengetahui memang Phum bukanlah musisi musiman yang memanfaatkan momentum semata, Phum adalah musisi berbakat yang juga pandai mengemas serta menjual karyanya ke pasar yang tepat. Mungkinkah John Mayer membuat video “New Light” karena Phum? Phum sendiri merasa lebih percaya diri menulis lirik berbahasa Inggris namun ia sedang mencoba membuat lagu dengan bahasa Thailand, semoga tidak menjadi cempreng saat dinyanyikan.
Debut albumnya “Manchild” (dapat ditemukan di Spotify) adalah sebuah karya yang gemilang dari seorang Phum Viphurit. Nuansa pop indie, folk, dan tentu neo-soul hadir tanpa harus bertabrakan satu sama lain. Phum menulis keseluruhan materi di albumnya. Pengaruh dari Ben Howard, Mac DeMarco, Daughter, dan Bombay Bicycle Club cukup terasa dalam gaya penulisan lagu Phum. Tak salah Rats Records untuk menaungi Phum sebagai artis mereka. Rats Records sendiri memiliki kredibilitas sebagai label rekaman Thailand dengan katalog musik berkualitas. Saat ini Phum sedang mengerjakan album keduanya yang menurutnya akan sangat berbeda dari debut albumnya. Menurut Phum akan lebih bernuansa gelap dengan melodi sedih dan minor. Saya sih cukup penasaran dan menaruh harapan besar pada promotor lokal mungkin ada yang ingin membawa Phum untuk tampil di Indonesia. Setidaknya biaya yang harus dikeluarkan bisa lebih bersahabat. Suatu saat...suatu saat....
0 Comments
Oleh Didit Hidayat Mendengar nama Seattle rasanya amat sangat lekat dengan musik grunge dan jauh dari identitas hip hop. Gifted Gab menepis mentah anggapan itu walau setelah mendengar lagu-lagunya terdengar begitu New York-ish. Dilahirkan dan besar di Seattle, perempuan dengan nama asli Gabrielle Kadushin ini tumbuh dengan latar belakang musik yang cukup kuat sepanjang hidupnya. Mengikuti langkah sang Ibu menjadi bagian dari kelompok paduan suara di gereja dan juga bermain piano sejak usia enam tahun adalah awal dari segala ketertarikannya terhadap musik. Kemampuannya untuk menghafal lagu rap yang ia dengar di radio dan menyanyikannya kembali merupakan sebuah keunikan yang tidak banyak dimiliki oleh sebagian besar anak kecil seusianya. Seperti para artis pada umumnya yang besar di era kejayaan youtube, Gab mulai menulis lirik lagunya di atas beat milik rapper lain yang populer dan mengunggahnya di kanal tersebut. Berbagai respon positif yang ia terima menjadi pelatuk baginya untuk lebih serius mendalami rap itu sendiri. Perkenalannya dengan skena musik hip hop di Seattle membawa Gab ke fase yang lebih serius. Nama-nama seperti Sam Lachow dan J.Byrd yang mungkin paling berjasa bagi karir seorang Gifted Gab mulai dari rekaman di studio rekaman yang sesungguhnya hingga menjadi First Lady dari sebuah kolektif berbahaya milik Seattle, Moor Gang. Moor Gang dipercaya menjadi sebuah jawaban sebagai Wu-Tang versi Seattle. Masih teringat betul saat pertama saya menemukan salah satu video dari lagu Gab berduet dengan salah satu underrated female emcee lainnya, Blimes Brixton yang berjudul “Come Correct” beberapa minggu lalu. Keduanya bertukar rima secara bergantian di atas beat dengan groovy bassline yang berat disematkan piano ala musik jazz berdurasi dua menit dua puluh empat detik membuat saya terbisu sesaat di siang itu. Permainan kata dan multi silabel yang kasar, jenius, dan kadang jenaka menjadi kekuatan lirik Gab. Simak penggalan lirik: “Some might call me hazardous/ not too many that can handle this/ I’m a hip hop analyst/ let me channel my inner animal, I’m a cannibal/ like Hannibal, when I spit it, baby, it’s flammable/ look, I’m going for your clavicle/ I pop my cap and oh/ it’s murder tactical, the actual, the factual”. Biasanya, jika menemukan karya bagus seperti ini akan timbul kebiasaan norak saya untuk menyebarkan linknya entah di grup chat ataupun di akun sosial media pribadi seperti instagram dan path (yang kini mulai sepi pengunjung). Karena bagi saya musik yang bagus sudah sepatutnya untuk disebarkan ke khalayak banyak terlebih jika lagu tersebut bukan dari nama yang biasa kita dengar di radio. Video yang dirilis Januari 2018 itu jugalah yang menggiring saya ke laman soundcloud dan bandcamp serta merta mencari semua informasi yang saya butuhkan untuk mengenal lebih dekat seorang Gifted Gab dengan bantuan koneksi internet. Walau tidak terlalu banyak informasi yang bisa saya dapatkan tapi rasanya untuk bisa mendengarkan sebagian besar lagu-lagu milik Gab sudah lebih dari cukup. Mulai dari EP pertamanya yang bertajuk “Queen La’Chiefah” yang dirilis di tahun 2012, lalu album pertamanya dengan judul “Girl Rap” yang dirilis tahun 2014 hingga beberapa rilisan lainnya yang melengkapi perpustakaan diskografi digital milik seorang Gifted Gab. Ya, saya lahap setiap lagu dari semua rilisan Gab dalam kurang dari enam jam dan percayalah tidak satupun karyanya yang mengecewakan. Satu-satunya yang membuat saya sedikit kecewa adalah tidak tersedianya informasi yang cukup untuk mendapatkan semua liriknya, hingga akhirnya saya mencari akun instagramnya dan memberanikan diri mengirimkan pesan. Bukan hanya memiliki bakat luar biasa, seorang Gab juga amat sangat bersahabat. Gab menjawab pesan saya dan menyatakan jika dirinya memang tidak banyak memposting lirik lagu-lagunya namun ia bersedia memberikan jika ada lirik yang saya ingin cari. BERKAH!
Nama-nama seperti Nicki Minaj dan Cardi B adalah beberapa yang paling bersinar beberapa tahun belakangan. Bahkan Beyonce dan Rihanna juga menunjukkan keahlian lainnya untuk bernyanyi rap (yang seharusnya mereka lakukan sejak dulu). Mendengar Gifted Gab memberikan pengalaman yang cukup berbeda dan baru. Terkadang Gab bernyanyi di atas musik r&b yang amat lembut dan mengawang-awang namun tidak menjadikannya murahan, terkadang ia menjadi amat sangat hardcore di atas irama boom bap. Mulut besarnya terkadang mengingatkan kita akan sosok mendiang 2 Pac. Tak heran, karena Gab memang memuja Pac dan juga Michael Jackson (sepertinya saya juga mulai tahu darimana selera musik pop rnb nya berasal). Salah satu majalah musik hip hop terkenal, XXL sempat menyematkan gelar Gifted Gab sebagai rapper perempuan yang wajib diwaspadai. Bagi saya Gifted Gab adalah rapper yang harus diwaspadai (tanpa embel-embel perempuan di depannya) Simak karya Gifted Gab di link berikut: https://soundcloud.com/gifted_gab/ https://1giftofgab.bandcamp.com/ |
AuthorDangergroove. |