Oleh Amy Duncan Dikenal sebagai festival musik rock, heavy metal, punk rock, hip hop, dan electronic music, panggung utama festival Lollapalooza diadakan pertama kali di Windy City pada tahun 1991. Diprakarsai oleh vokalis Jane’s Addiction, Perry Farrel sebagai perpisahan dari rangkaian tur band mereka di Amerika bagian utara. Festival ini berlangsung dari tahun 1991 hingga 1997, kemudian hidup kembali di tahun 2003. Pada tahun 2004, panitia penyelenggara memutuskan untuk menjadikan festival ini sebagai acara 2 (dua) hari namun akhirnya festival pada tahun itu harus dibatalkan karena buruknya penjualan tiket mereka. Tahun berikutnya panitia penyelenggara menjadikan festival ini sebagai destinasi festival satu mingguan dan memutuskan Grand Park di Chicago sebagai lokasi penyelenggaraannya. Akhirnya festival ini menciptakan pamornya secara internasional dan di tahun 2010 festival ini digelar di negara lain untuk pertama kalinya yaitu Chili. Hingga akhirnya festival ini semakin menjamur hingga diadakan di negara seperti Brazil, Argentina, Jerman, Swedia hingga Paris. Namun mengapa festival ini dinamai Lollapalooza? Kata Lollapalooza diambil dari sebuah frase dari akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 yang artinya “sesuatu yang luar biasa atau tidak biasa, baik itu orang atau kejadian.” Buku sejarah menyebutkan istilah itu sudah dipakai sejak tahun 1896. Seiring berjalannya waktu, arti lain dari kata itu muncul, yaitu sebagai deskripsi untuk sebuah lollipop dengan ukuran sangat besar. Farrell sendiri mengatakan saat ia mencari nama untuk festival itu inspirasi sesungguhnya datang saat ia mendengar kata itu dari cuplikan film pendek milik Three Stooges. Ia mengatakan jatuh cinta dengan bunyi dari kata ‘Lollapalooza’ itu sendiri, terlebih jika kata ini akhirmya ,memiliki arti ganda. Setelah memutuskan nama Lollapalooza untuk festival ini, Ia juga memutuskan membuat sebuah karakter sedang memegang lollipop sebagai logo asli dari festival ini. (Sumber: metro.co.uk)
0 Comments
Oleh Sara Fischer Musik latin, Hip Hop/R&B, dan EDM adalah beberapa genre musik yang paling banyak dimainkan secara streaming di Amerika Serikat menurut laporan pertengahan tahun Nielsen. Untuk musik dengan genre “lebih tua”, seperti Jazz dan Musik Klasik masih lebih banyak dikonsumsi dengan format lain yang tidak menggunakan jasa streaming,yaitu rilisan album fisik atau bahkan pembelian album digital.
Disamping itu Hip Hop melampaui Rock sebagai genre musik yang paling populer hingga akhir tahun kemarin. Sedangkan 5 (lima) artis hip hop/r&b teratas sejauh ini ditahun 2018 adalah Post Malone, Drake, Migos, J Cole, dan XXXTentacion. (Sumber: Axios.com) Oleh Sam Richards Penyanyi-penulis lagu, multi-instrumentalis sekaligus produser Richard Swift meninggal dunia di usianya yang ke-41 tahun. Ia dirawat di Rumah sakit sejak bulan lalu dalam keadaan koma. Sebuah halaman GoFoundMe diluncurkan untuk mengumpulkan dana perawatannya namun sayang takdir berkata lain dan Swift meninggal pagi tadi (3 Juli).
Nama Swift sempat bersinar dipertengahan 2000an dengan albumnya The Novelist dan Dressed Up For The Letdown. Ia pernah melakukan tur Bersama Wilco dan Cold War Kids juga menghabiskan banyak waktunya untuk memproduksi artis lain, seperti Laetitia Sadier, Damien Jurado dan Nathaniel Rateliff di studionya National Feedom yang berlokasi di Oregon. Di tahun 2011 Ia bergabung dengan The Sins selama lima tahun, disaat bersamaan juga ikut membantu tur The Black Keys dan proyek sampingan dari Dan Auerbach yang bernama The Arcs. Auerbach menyampaikan rasa dukanya melalui halaman instagramnya, “Hari ini kita kehilangan salah satu musisi paling berbakat yang saya kenal…Aku akan merindukanmu kawan.” (Sumber: uncut.co.uk) 50 CENT MENYALAHKAN JAY-Z KARENA MERILIS ALBUM THE CARTER SETELAH NAS MERILIS ALBUM BARUNYA7/2/2018 Oleh Rhian Daly Seperti kita ketahui sebelumnya Nas dan Jay Z sempat terlibat perseteruan. 50 Cent menyalahkan Jay Z karena merilis album The Carter tepat sehari setelah Nas akhirnya kembali lagi dengan album terbarunya. Jay Z dan Beyonce merilis album kolaborasi mereka ‘Everything Is Love’ pada 16 Juni, tepatnya satu hari stelah Nas merilis ‘Nasir’ yang diproduksi oleh Kanye West. “Apa yang mereka lakukan terhadap Nas sangat mengecewakan,” ujar 50 Cent dalam sebuah wawancara. Ia juga menambahkan, “Jay Z masih berusaha untuk ‘menampar’ Nas dan tidak seorangpun menyadarinya.”
Nas dan Jay Z sempat terlibat persetruan karena Nas tidak hadir saat sesi rekaman untuk album ‘Reasonable Doubt’ milik Jay Z. Hingga akhirnya Jay Z menyebut nama Nas dalam salah satu konsernya akibat kekecewaannya itu. Nas pun memberikan responnya dalam ‘Stillmatic (freestyle)’, dimana ia mendiskripsikan Jay Z sebagai “fake king of New York” dan “Sisqo dalam versi rapper.” *wawancara 50 Cent dapat disaksikan pada akun Instagram @DJWhooKid (Sumber: NME.com) Oleh Amber Fisher CHICAGO, AS- Kuma’s Too yang berlokasi di perbatasan Lincoln Park dan Lake View secara resmi menutup operasionalnya. Bar yang dibuka pada tahun 2013 ini merupakan cabang dari Kuma’s Corner yang berada di Avondale. Cabang ini juga memiliki fakta menarik yaitu alamatnya sangat seusia dengan tema heavy metal: 666 W. Diversey Parkway. Kuma’s Too dikenal dengan identitasnya yang berjiwa musik metal dan punk, burger di sana dinamai diberi title dengan nama band dan craft beer.
“Kepada pelanggan setia kami di Lakeview dan karyawan kami yang luar biasa selama beberapa tahun ini, terima kasih atas kenangan indahnya!” dalam salah satu postingan Kuma’s Too di Facebook. “Pintu Kuma’s Too sudah ditutup. Mari bergabung dengan cabang kami yang berlokasi di tempat lainnya!" Beberapa orang mengekspresikan rasa frustasinya dengan pengumuman di Facebook itu (dengan umpatan ala penggemar heavy metal pada umumnya), menanyakan mengapa mereka menutup cabangnya yang berlokasi di daerah Utara itu. “Saya tidak sanggup menerimanya,” ujar salah satu fans di Facebook. “Ini adalah hari terburuk,” tulis yang lainnya. Ron Cain, saudara kandung dari pendiri Kuma’s (Mike Cain) tidak mau memberikan respon terhadap pertanyaan mengapa mereka menutup Kuma’s. Kuma’s menghimbau para penggemarnya untuk mengunjungi cabang lainnya yang berlokasi di Avendole, West Loop, Schaumburg, dan Indianapolis. (Sumber: patch.com) Oleh Rose Wythe Pernahkah kalian memperhatikan ada berapa nama rapper yang memakai nama panggungnya dengan memakai “Lil” sebagai nama depannya? Sebut saja Lil Jon, Lil Wayne, Lil Kim adalah beberapa yang cukup terkenal. Ternyata banyak sekali sehingga kita sendiri kadang mungkin tidak menyadari ada sebanyak itu. Kami akan coba memberikan daftarnya namun ada yang rasanya tidak dapat kami masukan ke dalam daftar (Lil Bow Wow dan Lil Romeo sudah membuang ‘Lil” nya karena mereka sudah beranjak dewasa dan sudah tidak membutuhkan kata itu, ada juga Lil Peep yang sudah meninggal dunia). Berikut adalah daftar beberapa rapper yang memakai “Lil” sebagai nama awalnya. (Sumber: iheart.com)
Oleh Phil Witmer Dalam sebuah wawancara dengan GQ, sang frontman dari Foo Fighters berbagi pendapatnya mengenai peninggalan Kurt Cobain, aib memiliki Trump sebagai presiden, hingga daya tarik punk rock terhadap Lil Pump. Daya tarik seorang Dave Grohl sebagai seorang “ayah rocker yang ketinggalan jaman” dan “lumayan trendy” berjalan beriringan dan hal tersebut yang menjadikan wawancara ini cukup menarik untuk disimak. Dave berbagi cerita dengan GQ Inggris dengan panjang lebar baik dari segi aspek musikal ataupun non-musikal. Secara mengejutkan, peranan Dave selama berada di Nirvana mencakup porsi yang cukup lumayan pada sesi wawancara itu, walaupun sang penulis Jonathan Heaf dan Dave sendiri setuju jika ini adalah topik yang melelahkan. Namun Dave selalu memiliki hal baru untuk diceritakan betapa mendengarkan karya-karya dari band itu masih memiliki dampak emosional terhadap dirinya hingga detik ini:
“Saya tidak pernah menyetel lagu-lagu Nirvana secara sengaja, tidak pernah. Walaupun demikian lagu-lagu itu selalu hadir dimana saja. Saya mengendarai mobil, lagu itu muncul di radio. Saya pergi ke tempat perbelanjaan, lagu itu ada. Untuk saya, ini sesuatu yang bersifat amat personal. Saya selalu ingat segala sesuatu berhubungan dengan lagu yang saya dengar saat itu; saya ingat celana pendek yang saya kenakan saat melakukan sesi rekaman lagu tersebut atau apakah sedang turun salju saat merekamnya. Tetap saja, saya selalu berusaha mencari tahu arti dibalik lirik-lirik yang ditulis Kurt. Tidak selalu revisionis tapi selalu ada saja saat dimana lagu itu menampar wajah saya. Seperti, ‘Wah, ternyata itu yang dirasakan Kurt saat menulis lagu itu.’” Pembicaraan ini meliputi cerita dari Courtney Love, yang menyajikan pengenai perang hukum antara dirinya dengan Dave atas hak kepemilikan karya-karya Nirvana semenjak kematian Kurt Cobain di tahun 1994. “Kami menemui tuntutan aneh hingga dikhianati beberapa pengacara predator, tapi itu semua karena uang dan betapa bencana ‘bunuh diri’ memberi dampak besar terhadap keluarga kami. Saya amat sangat menyesali permusuhan ang terjadi antara saya dan Dave. Saya merasa kehilangan Dave beberapa tahun itu,” ujar Courtney. Di era sekarang ini Dave, seperti kebanyakan orang, Dave juga mengungkapkan rasa bencinya terhadap Donald Trump dengan menyebutnya sebagai “orang paling egois” dan ia manyatakan jika dirinya mengunjungi lebih banyak negara lain daripada sang presiden itu sendiri. Ada hal yang saya mengerti tapi tidak bagi dia (Trump) adalah bahwa dunia itu tidak sebesar yang dia bayangkan. Semua ada di sekeliling kita. India, Asia, Islandia adalah negara yang merasakan sinar matahari yang sama dengan kita. Saya merasa malu dengan presiden saya dan merasa perlu meminta maaf setiap bepergian ke negara lain. Topik lain yang cukup menuai kontroversi adalah soundcloud/emo rap artist yang mendapat pujian dari seorang Dave Grohl yang cukup konservatif. Bahkan Dave sempat mengoreksi saat Heaf salah mengidentifikasikan Lil Pump sebagai rapper soundcloud yang overdosis Xanax dan kokain tahun lalu (karena itu adalah Lil Peep). Untuk anak perempuan Dave , “Lil Pump adalah Punk Rock. Di tahun 2018 musik tidak boleh sama dengan saat ia berumur 14 tahun. Menurutnya punk rock itu sendiri adalah sebuah bentuk pernyataan independen yang tidak dapat dipengaruhi oleh faktor apapun dan jika Lil Pump melakukan itu maka ia seorang punk rock.” Dave juga membocorkan proyek musikal dia berikutnya (sebuah sajian musik dimana ia bermain alat musik sendirian selama 25 menit). (Sumber: noisey.vice.com) Oleh Kyle Eustice Disamping reissue dari Death Certificate tahun kemarin, Ice Cube belum merilis proyek solo yang serius sejak album terakhirnya di tahun 2010 I Am The West. Sang legenda N.W.A ini sibuk ditenggelamkan dengan karir akting nya dan kegiatannya di liga basket BIG3. Pada Jumat tanggal 1 Juni kemarin Cube mendedikasikan beberapa jam waktunya untuk menjawab pertanyaan para penggemarnya melalui twitter. Salah satu pertanyaan adalah mengenai kapan Ia merilis album solo berikutnya, Cube menjawab, “Musim gugur tahun ini.”
Sebelumnya di tahun 2014, Cube pernah mengumumkan tanggal rilis proyeknya yang berjudul “Everythang’s Corrupt” tapi tidak pernah terwujud hingga detik ini. Dua tahun kemudian Ia mengatakan album itu tertunda. “Saya harus meluangkan waktu untuk menyelesaikan semua film ini dan memastikan semuanya berjalan dengan baik,” ujar Cube. “Saya harus memastikan Ride Along 2 sudah ok, Barbershop dan Straight Outta Compton juga, dan ini yang terakhir. Saya mengerjakan sebuah film berjudul Fist Fight.” Apakah mungkin album yang Ia bicarakan ini adalah Everythang’s Corrupt yang lama tertunda itu? Kita tunggu saja. Oleh Aaron Williams Dampak Rawkus Records sebagai label rap bawah tanah terhadap fondasi hip hop sulit diungkapkan dengan kata-kata,bahkan sejak mereka mencuri perhatian jalur mainstream sejak perilisan Lyricist Lounge Vol. 1 dua puluh tahun silam. Itulah yang menjadi alasan sebuah streetwear ternama dari kota Los Angeles, The Hundreds merilis koleksi terbatas seri Rawkus untuk merayakan peninggalan dari label ikonik tersebut. Untuk merayakan dan menjelaskan mengapa kini saat yang tepat untuk merilisnya, sang pendiri The Hundreds, Bobby Hundreds mengunjungi kantor Uproxx di La untuk duduk bersama Jarret Myer, sang pendiri Rawkus dan juga Uproxx. Mereka berdua saling berbagi topik menarik dan terlihat Bobby memberi penjelasan singkat mengenai sejarah dari label ikonik selama beberapa tahun dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi Bobby sebagai desainer dan pemilik dari salah satu label streetwear yang cukup dihormati. Kesejajaran antara Rawkus Records dengan jiwa underground serta etos DIY nya dan semangat independen dari sebuah merek streetwear sekelas The Hundreds membuat kedua pengusaha tersebut bersemangat saling bertukar kisah perjuangan masing-masing hingga pembahasan bagaimana koleksi ini dirilis nantinya. Dari semangat afrosentrik dan kehidupan jalanan dari Black Star hingga efek seberapa besar pengaruh rilisan Rawkus di akhir 90an hingga awal 2000an masih dapat dirasakan dalam budaya hip hop hari ini amat sulit untuk dilupakan. Video di atas sangat menarik untuk disaksikan, walaupun kalian sudah paham betul mengenai sejarah hip hop termasuk Rawkus Records itu sendiri ataupun tentang alasan mengapa Rawkus mempercayakan The Hundreds untuk merilis koleksi ini.
(Sumber: uproxx.com) Oleh Scott Munr Sebuah video yang menampilkan beberapa pionir metal seperti Kirk Hammett, Charlie Benante, dan Phil Anselmo yang sedang menikmati lagu Dance Macabre. Sebuah video yang menampilkan beberapa pionir metal seperti Kirk Hammett, Charlie Benante, dan Phil Anselmo yang sedang menikmati lagu Dance Macabre. Ghost baru saja merilis single mereka yang berjudul Dance Macabre secara streaming dilanjutkan dengan video musik yang bergelimang bintang yang terlihat sedang menikmati lagu tersebut, video dibuat seperti kumpulan instastory dari para bintang yang mengambil gambarnya sendiri dengan kamera handphone. Sebuah strategi promosi yang cukup ‘kekinian’ ini melibatkan beberapa artis seperti Kirk Hammett (gitaris Metallica), Charlie Benante (drummer Anthrax), Phil Anselmo (mantan vokalis Pantera) yang juga ikut terlibat sebagai artis tamu dalam album Ghost yang akan datang “Prequelle.” Ghost mengatakan: “Kami menginformasikan jika Dance Macabre sudah mengumpulkan bangsa ini. Terima kasih kepada Kirk Hammet (Metallica), Bethany Cosentino (Best Coast), Chris Jericho (bintang WWE), Aleistar Black (bintang NXT), Charlie Benante (Anthrax), M Shadows (Avenged Sevenfold), Jessica Pimentel (aktris), Philip Anselmo (Pantera), Josh Barnett (petarung MMA), Mike McKenna (bintang NHL Dallas), dan Chino Moreno (Deftones)...dan saudari imperator Ghost itu sendiri.” (Sumber: loudersound.com)
Oleh Jon Blistein Vokalis Linkin Park, Mike Shinoda bergumul dengan kenangan gelap dalam lagu barunya yang cukup nekad “Runing From My Shadow” dengan tamu vokal Grandson. Lagu ini sendiri diambil dari album solo debut Shinoda, Post Traumatic yang akan keluar 15 Juni. “Running From My Shadow” mengingatkan akan lagu anthem khas Linkin Park dengan campuran atmosfir hip hop dengan gema suara gitar di belakangnya. Shinoda bernyanyi dengan kecepatan tinggi, melontarkan lirik brutalnya seperti, “There are times when I kick myself/ Say I'm not sick but I can't get well/ Say I got this while I chase my tail/ As if they can't tell/ I'm running from shadow." Shinoda merilis video “Running From My Shadow” besutan sutradara The Gus Black yang menampilkan Shinoda dan Grandson yang bernyanyi dengan latar belakang kumuh di sebuah lahan parkir kosong dan distrik kota industri. “Running From My Shadow” sebagai kelanjutan dari rilisan Post Traumatic sebelumnya “About You,” “Crossing a Line,” dan “Nothing Makes Sense Anymore.” Album ini juga akan menampilkan tiga lagu Shinoda yang pernah dirilis dalam mini album the Post Traumatic, sebagai karya pertama Shinoda pasca kematian rekan satu bandnya, Chester Bennington. Post Traumatic akan menampilkan kolaborasi hebat dari Chino Moreno (Deftones), Machine Gun Kelly, K. Flay, dan Blackbear.
(Sumber: rollingstone.com) Oleh Chad Childers Selalu ada yang menyenangkan saat Marilyn Manson dan Rob Zombie bersama. Rekaman video mereka dalam rangka mempromosikan tur “Twins of Evil: The Second Coming” yang akan datang berakhir menjadi diskusi seru tentang momen mereka saat pertama kali mendengar musik satu sama lainnya untuk kali pertama. Ada kelucuan dari kejujuran atas kejadian bersejarah tersebut. Manson membeberkan kebiasaannya yang tidak sopan saat Zombie mengingat pertama kali melihat Manson dalam turnya bersama Danzig. Zombie berusaha keras untuk mengingat saat itu ia seperti melihat Manson dan berfikir jika itu Danzig. Manson menambahkan saat itu Korn dan Danzig adalah penampil sebelum ia tampil. Manson mengatakan jika ia sering ‘mengencingi’ katering milik Korn. Menurutnya itu adalah sesuatu yang menyenangkan dan amat lucu. Bahkan ia juga memakai bis Danzig untuk melakukan pesta seks. Tampaknya Zombie perlu meningkatkan keamanan untuk bis dan kateringnya dalam tur berikutnya bersama Manson setelah pengakuan mengerikan yang baru saja ia dengar. (Sumber: loudwire.com)
Oleh Anggabegood Bagi kebanyakan manusia yang hidup dan berkembang biak di kota megapolitan, musik punya peranan penting dalam keseharian mereka. Musik jadi salah satu "senjata" rahasia kaum urban dalam memulai hidup mereka setiap hari. Lihat saja gerombolan kerah putih di dalam mobil yang berjibaku dalam kemacetan kota, dipastikan mereka sedang asyik mendengarkan alunan lagu dalam negeri maupun mancanegara melalui radio kesayangan mereka, atau para pekerja lepas yang punya daftar lagu ajaib di alat pemutar musik mereka, semata-mata untuk mendongkrak suasana hati mereka jadi lebih baik. Bahkan sadar atau tidak, musik telah menyusupi sendi kehidupan manusia terlalu dalam. Musik dan kultur sosial mempengaruhi satu sama lain secara kuat dan konsisten. Cara manusia berpikir, berpakaian, bertutur kata, selalu dibayang-bayangi oleh musik, bahkan saat manusia mencoba membuat tatanan kultur sosial mereka yang baru. Dari dulu hingga kini musik selalu jadi corong kritik sosial tentang keadaan suatu jaman, baik buruknya, kebencian sang pencipta lagu terhadap suatu rezim, sampai saat Awkarin di-hina dina oleh haters di dunia maya Young Lex langsung menggandeng Awkarin lalu "menggugat" balik para haters melalui lagu "Bad". Istimewa bukan?
Kontribusi musik dalam kultur sosial pun tak sedikit, tak percaya? kalau kalian tak percaya sih keterlaluan, sungguh. Saat mengajak pasangan kalian kencan di tempat-tempat trendi setidaknya ada 1 orang pria atau wanita yang menggunakan baju kaus band kesukaan mereka. Kalian pun seperti bisa mengklasifikasikan selera musik seseorang dari ragam busana yang dikenakan, gaya rambut, cara bicara, pemilihan tempat nongkrong, dan masih banyak lagi. Semua hal yang saya sebutkan tadi merupakan bukti otentik bagaimana musik punya pengaruh begitu besar terhadap seseorang saat menampilkan dirinya dihadapan banyak orang. Rambut mohawk memang bukan punk yang menciptakan, tapi gaya tersebut melekatkan pandangan seseorang akan musik punk. Punkers pun memilih gaya rambut ini bukan tanpa alasan, kalau tidak salah gaya rambut tersebut digunakan sebagai simbol perlawanan terhadap pemerintahan yang berkuasa secara semena-mena. Ada juga yang bilang kemasan punkers dengan mohawk, piercing dimana-mana, tattoo, baju berwarna terlalu cerah, spike- belt, merupakan cara mereka tampil beda sekaligus menggugat tatanan masyarakat yang mengharuskan seseorang tampil normal dengan busana seperti ini dan itu. Tapi yang menarik, tahun berganti tahun, gaya berpakaian punker menjadi inspirasi dan diadaptasi dengan baik oleh para pelaku fashion di seluruh dunia. Sampai sekarang. Sedikit demi sedikit musik memberikan warna baru dalam penggolongan kultur sosial di hirarki masyarakat. Mereka yang mendengarkan musik punk, metal, trash, hardcore dinilai menjadi pribadi yang meledak-ledak, kritis, merdeka, tak tahu aturan, berani. Kelompok yang mendengarkan jazz, folk, pop, classic music, digolongkan sebagai manusia elegan, mahal, susah dijangkau, lemah lembut, atau labelisasi stylish, swag, money oriented, pamer, saat kalian mendengarkan lagu-lagu hip-hop. Walaupun tidak 100% valid tapi ini yang terjadi di kultur sosial kita, suka atau tidak. Jadi saat kalian memutar tombol dan terdengar alunan musik dari artis kesukaan kalian ingatlah musik bukan hanya pelengkap hidup atau pelipur lara saat kekasih kalian pergi dengan lelaki yang lebih baik. Tapi musik punya makna yang terlalu besar bagi kehidupan kalian sehari-hari. Sangkalan : Apa yang saya tulis ini berdasarkan pengamatan awam saya, dibantu sedikit jaringan komunikasi elektronik. Bisa jadi benar, bisa juga salah. Oleh Julia Grey Band Post-hardcore dari Albania, Self Defense Family sedang mempersiapkan untuk merilis album studio ke-enam mereka “Have You Considered Punk Music”. Kami sudah mendengar single dengan judul yang sama nan bernuansa gelap dan berdebu beserta video klipnya yang menampilkan restoran penjual calzone favorit para mahasiswa di kota itu, DP Dough. Kali ini mereka ingin mengenalkan single keduanya “The Supremacy Of Pure Artistic Feeling” yang bercerita tentang kekasih yang mengasuh anjingnya dan bertualang ke ruang yang penuh cermin. Sang frontman dengan gaya speak-sing (berbicara sambil bersenandung), putus asa dan terus mencari tentang proyek yang belum terselesaikan dan gagal dlam upayanya bersosial. Silahkan dengar sendiri tracknya: Have You Considered Punk Music akan dirilis pada 29 Juni melalui Run For Cover Records.
(Sumber: stereogum.com) Oleh Morgan Sung Video terbaru dari John Mayer adalah sesuatu yang berbeda. Dalam teasernya yang ia post di twitter ternyata lagu “New Light” sangat bagus, dan ini membutuhkan video musik segera...benar-benar sesegera mungkin. Secara harafiah teaser tersebut menyatakan video apapun akan lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Video yang amat menakjubkan, dimulai dari adegan pembuka yang menampilkan judul yang (secara sengaja) dibuat salah penulisan nama sang artis menjadi “John Mayor” berlanjut ke adegan Mayer menari di pegunungan dengan versi miniaturnya, video ini secara sempurna menjadi konten meme berkualitas. Dengan mengenakan baju layaknya mahasiswa jurusan seni yang selalu datang terlambat ke kelas, Mayer mengunjungi Paris, piramid, hingga jalan tol antah berantah. Sungguh konten yang berkelas! Apakah latar belakang pembuatan video ini sebenarnya? Apakah ini sebuah tribut kepada Mark Gormley dengan video klasiknya di tahun 2007 “Little Wings?” atau persembahan kepada video Kanye West “Bound 2” dimana rambut Kim Kardashian tertiup angin palsu dengan arah yang berlawanan?
Menurut Mayer, tidak ada yang menyetujui biaya yang diajukan untuk pembuatan video ini pada awalnya, hingga akhirnya ia menemukan sebuah perusahaan yang memang terbiasa mengerjakan video montase pesta ulang tahun dan Bar Mitzvah dengan budget super murah dan membuat video musik Mayer menjadi istimewa. (Sumber: mashable.com) Oleh Jeff Giles Sampling sudah menjadi darah daging dalam budaya musikal, dan kini sudah terbentuk protokol hukum yang jelas bagi semua artis yang ingin mengambil porsi dari rekaman lagu milik artis lain ke dalam karyanya. Namun di awal 90an perihal detil untuk hal tersebut masih belum sesolid saat ini, itu sebabnya pula Queen terlambat mengetahui jika bass line dari salah satu hit mereka “Under Pressure” telah dipakai dalam single fenomenal rapper bernama Vanilla Ice dengan judul “Ice Ice Baby”. Riwayat kekisruhan antara Ice dan Queen berlangsung cukup panjang, tak jelas, bahkan terkadang menggelikan, namun kita tidak pernah ada yang tahu bagaimana reaksi dari sang legenda (almarhum) Freddie Mercury saat mendengar lagu “Ice Ice Baby” untuk pertama kalinya. Yang dapat kita lakukan adalah saat ini membayangkan situasi yang sekiranya terjadi dari penuturan cerita Phoebe Freestone (asisten pribadi Mercury saat itu) yang diunggahnya melalui blog personalnya. Seperti yang Freestone tulis, Mercury mengira saat itu ia sedang mendengarkan lagu “Under Pressure” saat intro lagu terdengar, Mercury sedang menyantap sarapan paginya. Saat ia menyadari bahwa itu bukanlah lagu yang ia maksud, dalam sekejap Mercury mengernyitkan dahinya dan menghentikan sarapannya. Freestone berfikir ada yang salah dengan makanannya, namun Mercury melanjutkan mendengar lagu tersebut dan terlihat ia tidak percaya dengan apa yang sedang didengar oleh telinganya saat itu. Mercury lebih terlihat bingung daripada marah. Ia melanjutkan sarapannya sambil tersenyum. Setelah menghubungi sang manajer Jim Beach, tampaknya Mercury tidak terlalu ambil pusing dan ia selalu beranggapan bahwa imitasi itu adalah bentuk sanjungan yang paling tulus. Walau demikian tampaknya semua tidak berjalan indah bagi Vanilla Ice, yang tak lama kemudian karirnya meledak dalam kehancuran setelah kehidupan pribadinya yang memalukan terbongkar dan keterlibatannya dalam Ninja Turtles yang mengecewakan kredibiitasnya sebagai seorang rapper hingga akhirnya harus menerima berbagai macam ejekan dalam hidupnya terutama yang terkait bagaimana cara ia menghadapi situasi “Under Pressure.”
Personil Queen lainnya tidak begitu ‘ramah’ jika berkaitan dengan lagu “Ice Ice Baby” yang walaupun pada akhirnya juga mencantumkan nama Queen maupun sang kolaborator David Bowie dalam kredit lagu tersebut. Sang drummer Roger Taylor pernah berkomentar, “Seorang rapper kulit putih dari Florida...bukan main.” Di tahun 1991 sang gitaris, Brian May sempat memberikan komentar pedasnya akan situasi tersebut dengan memberikan pernyataan “Karena saya sama sekali tidak tertarik dengan lagu rap.” Setelah beberapa tahun, bagaimanapun perkara ini berpihak pada kepuasan pihak band dan cara pandang May terhadap lagu itu juga cenderung menjadi lebih terbuka dan lebih lembut. Dalam sebuah interview dengan Howard Stern di tahun 1993 May mengatakan jika tidak pernah ada rasa sakit hati dalam kasus ini karena Ice sudah mau bekerja sama mengurus perkara ini dan pada akhirnya mungkin lagu ini membantu musik Queen lebih terekspos ke audiensi baru yang lebih muda. “Pada akhirnya, kondisi ini sangat bagus bagi kami karena banyak orang berpendapat, Oh, jadi dari sini asal muasal lagu itu berasal,” ujar May. Banyak orang yang tidak pernah mendengarkan Queen jadi tahu dan mendengarkan Queen karena lagu Ice Ice Baby. (Sumber: ultimateclassicrock.com) KAABOO CAYMAN AKAN MEMBAWA THE CHAINSMOKERS, DURAN DURAN, DAN MAREN MORRIS MENUJU KE SURGA5/27/2018 Oleh Philip Cosores Kita semua sepakat jika sebuah festival destinasi amatlah luar biasa. Dengan menggabungkan dua hal paling menyenangkan dalam kehidupan ini yaitu pergi ke festival musik dan pergi berlibur, menjadikan festival destinasi sebagai sebuah ajang untuk bersenang-senang tiada batas. Bagi mereka yang sering bepergian ribuan kimometer demi sebuah pertunjukan musik, perjalanan ini seringkali menjadi pengalaman yang patut dikenang dengan dukungan lokasi yang memberikan sensasi tersendiri untuk menikmati momen itu tanpa gangguan apapun. KAABOO yang secara tahunan selalu diadakan di Del Mar, San Diego telah berakhir. Seperti diberitakan sebelumnya, KABOO Cayman akan diselenggarakan pada 15-16 Februari 2019 berlokasi di pantai Seven Mile, Grand Canyon. Beberapa nama sudah dapat dipastikan sebagai penampil seperti The Chainsmokers, Zedd, Maren Morris, Margo Price dan sudah pasti beberapa penampil untuk dapat bernostalgia seperti Duran Duran, Blondie, Bryan Adams, dan Counting Crows.
Layaknya acara KABOO seperti tahun-tahun sebelumnya festival ini juga diramaikan oleh komedian impresif yang siap menghibur audiensi. Catat daftar komedian ini: Jenny Slate, Wanda Dykes, David Spade, dan Tom Green. Menjanjikan bukan? Kabarnya harga tiket untuk akhir pekan luar biasa tersebut dibandrol dengan harga mulai dari $300, tiket presale pun sudah mulai bisa anda pesan detik ini juga. Jika menurut anda menikmati pertunjukan musik yang luar biasa dengan kemurnian surga di atas planet bumi adalah pilihan bersenang-senang terbaik abad ini, maka festival ini adalah tujuan yang tepat untuk anda. (Sumber: Uproxx.com) Oleh Elias Leight Snoop Dogg bercerita tentang suatu malam yang tak terlupakan di pertengahan tahun 90an. Tupac Shakur pernah menemui Snoop Dogg di belakang panggung Saturday Night Live dengan membawa tas yang dipenuhi oleh ganja. Snoop menceritakan pertemuan itu (yang juga melibatkan seorang Madonna, saat itu sedang kencan dengan Tupac) untuk pertama kalinya dalam sebuah interview dengan Howard Stern. Snoop Dogg sendiri sudah tampil sebagai bintang tamu di SNL selama 90an sebanyak dua kali. Kunjungan pertamanya terjadi di tahun 1994; yang secara kebetulan, Tupac juga sedang berada di kota New York dalam waktu bersamaan. Snoop ingat saat itu Tupac meneleponnya untuk mengetahui keberadaan Snoop dan Snoop memberitahu jika ia sedang berada di set SNL dalam keadaan ‘kering’. Saat itu amat sulit untuk mendapatkan ganja di area East Coast. Tanpa keraguan Tupac memutuskan untuk menjalankan misi ‘penyelamatan’ bagi sahabatnya itu. Tak lama berselang Tupac hadir di lokasi dengan tas besar berisi ganja. “Tebak Ia datang dengan siapa?” tanya Snoop ke Stern, Snoop mulai menyanyikan hit Madonna yang berjudul “Like A Virgin” sebagai isyarat. Snoop mengatakan, dengan kehadiran Tupac malam itu dengan tas besar berisi ganja dan seorang Madonna, Tupac berusaha menunjukkan jika dirinya sedang meraih kesuksesan besar dalam industri ini. Snoop Dogg mengunjungi Stern dalam rangkaian promosi akan album gospel terbarunya, Bible Of Love. Album tersebut sempat menduduki posisi teratas dalam tangga album gospel.
(Sumber: rollingstone.com) Oleh Dave Basner Inilah beberapa alasan mengapa tanggal 24 Mei penting dalam sejarah musik rock: Tahun 1970, Peter Green hengkang dari Fleetwood Mac. Ketenaran serta keberuntungan yang melekat pada kesuskesan band yang ia ciptakan itu memberi dampak kemunduran mental baginya hingga ia memutuskan untuk meninggalkan bandnya. Tahun 1988, Van Halen merilis album OU812. Di tahun 2010, pencabik bass Slipknot, Paul Gray ditemukan sudah tidak bernyawa dalam kamar di hotel Des Moines, Iowa pada usia 38 tahun. Paul mengalami overdosis dari painkiller. Pada tahun 1974 David Bowie mengeluarkan album studionya yang kedelapan, Diamond Dogs. Tahun 2007, Arctic Monkeys memenangkan Best Album dalam penganugerahan Ivor Novello untuk album Whatever People Say I Am That’s What I’m Not. Dalam acara yang sama mendiang Amy Winehouse dianugerahi Best Contemporary Song untuk single nya yang berjudul “Rehab.” Tahun 1975, Earth, Wind and Fire untuk pertama kalinya (dan satu-satunya) memiliki lagu di peringkat nomor satu saat lagunya “Shining Star” menguasai tangga lagu. Lalu di tahun 2005, Ozzy dan Sharon Osboune menjual rumah mereka di Beverly Hills yang terkenal dalam reality show yang fenomenal itu. (Sumber: iheart.com)
Oleh Joe Hansen Merayakan para pelopor kesuksesan musik punk. Setiap pembahasan daftar pemain instrumen terbaik dari punk rock kerap kali memicu perselisihan. Seperti kita ketahui drum dalam punk rock seringnya bergaya sederhana, kecepatan dan ketepatan dibutuhkan untuk dapat tampil konsisten di atas tempo yang super cepat dan agresif adalah yang terpenting. Selain banyak gaya crossover dan pengaruh diluar genre itu sendiri banyak bermunculan di punk rock, beberapa penabuh drum terbaik bahkan lahir dari ranah punk. Bill Stevenson (Descendents/ALL/Black Flag) Dikenal sebagai pendiri dan penulis lagu pada band pop-punk legendaris, Descendents, termasuk ALL (band yang dibentuk oleh para personil Descendents dengan vokalis berbeda) dan juga melahirkan beberapa album bersama Black Flag semasa menjabat di band tersebut. Stevenson dengan gaya menabuh yang cepat dan terpengaruh ritme surf dengan suara yang lebih pop pada Descendents/ALL namun bisa juga menjadi lebih gelap, dengan pengaruh gaya jazz saat bersama Black Flag (dapat dirasakan pada mini album mereka di tahun 1985 yang berjudul Process of Weeding Out). Hingga saat ini gaya bermain Stevenson dalam bermain drum dan penulisan lagu masih terus berkembang. Brendan Canty (Fugazi/Rites of Spring) Selama berkarya bersama Fugazi selama 15 tahun, gaya bermain Canty menjadian punk rock berevolusi dan menelurkan band-band baru yang tak terhitung jumlahnya terutama pada era berkembangnya suara post hardcore di tahun 80 hingga 90an. Dengan gaya bermain musik rock tradisional, Canty amatlah terampil dengan ketukan groove yang dinamis (terutama jika dipasangkan dengan pemain bass Fugazi, Joe Lally) yang menjadikan dirinya sebagai drummer punk terbaik di jamannya. Ia juga satu-satunya drummer yang menggunakan lonceng kapal sebagai salah satu atribut pada drum setnya. Earl Hudson (Bad Brains) Berawal dari cikal bakal Bad Brains sebagai penabuh drum fusion jazz, kedatangan hardcore punk mengubah band tersebut dalam semalam. Bersama Bad Brains yang yang kecepatannya sulit ditandingi band lain pada masa awal American hardcore, pada dasarnya semua gaya permainan drum hardcore saat ini merujuk pada kecepatan dan kekuatan dari seorang Earl Hudson di awal karirnya bersama Bad Brains. Walau Hudson memilih untuk mengembangkan keahliannya bermain drum dengan proyek berbeda seperti reggae dan metal, tidak dapat dipungkiri peranan penting Hudson dalam menciptakan gaya permainan drum hardcore adalah yang terbaik. Janet Weiss (Sleater-Kinney) Bergabung dengan band yang sudah cukup matang sekelas Sleater-Kinney pada penggarapan album ketiga mereka di tahun 1997 Dig Me Out, gaya permainan Weiss secara mengejutkan berhasil merubah suara dari band tersebut ke level yang sangat berbeda. Salah satu drummer punk dan rock modern dengan keahlian bermain amat keras dan presisi, gaya bermain Weiss dengan warna rock klasiknya menjadi bekal dan tulang punggung yang solid bersama suara gitar dan vokal post punk pada band tersebut. Namun permainan terbaik Weiss yang amat kuat dan bertenaga terukir pada album mereka di tahun 2005 yang berjudul The Woods. (Sumber: beat.com.au)
|
AuthorDangergroove. |